Setelah Ekstradisi, Singapura Komitmen Tingkatkan Kerja Sama dengan Indonesia

Jakarta – Pasca perjanjian ekstradisi, Singapura berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama bilateral dengan Indonesia. Hal itu diungkapkan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly usai kunjungan Duta Besar Singapura, Kwok Fook Seng, Rabu (23/11/2022).

Kwok Seng mengunjungi Yasonna di kantornya di kawasan Kuningan Jakarta. Keduanya membahas kerja sama yang lebih intens antara Singapura dan Indonesia, khususnya terkait tugas Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

“Kami telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) Indonesia-Singapura Perjanjian Ekstradisi pada 25 Januari 2022, sebagai komitmen kedua negara untuk membatasi ruang gerak dan aktivitas para pelaku kejahatan,” kata Yasonna.

Sebelumnya, Indonesia dan Singapura telah menandatangani kesepakatan atau MoU ekstradisi kedua negara.

Menindaklanjuti penandatanganan MoU tersebut, menurut Yasonna, saat ini pemerintah dan DPR sedang membahas ratifikasi.

“Mudah-mudahan MoU bisa selesai sebelum akhir tahun ini sehingga kesepakatan dapat berlaku untuk mendukung upaya kita bersama dalam memerangi kejahatan transnasional,” jelas Yasonna.

Kini kedua pemerintah berniat meningkatkan kerja sama bilateral pada tahapan yang lebih serius, yakni manajemen imigrasi, hukum, dan kekayaan intelektual.

Di bidang Keimigrasian, Indonesia dan Singapura melakukan kerjasama yang meliputi pengurusan perbatasan dan perizinan keimigrasian.

“Singapura kini menjadi subjek Visa on Arrival setelah pandemi mereda, dan kami berharap dapat melanjutkan kerja sama, terutama dalam program capacity building keimigrasian,” tambah Yasonna.

Selain kerja sama di bidang Keimigrasian, Indonesia dan Singapura sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang lain yang menjadi domain Kementerian Hukum dan HAM seperti kekayaan intelektual, masalah hukum perdata, serta dalam forum ASEAN Law Ministers .

“Dukungan Singapura terhadap Indonesia yang akan menjadi Ketua ASEAN pada 2024 merupakan bentuk kerjasama yang erat,” jelas Yasonna.

Sementara itu, Kwok menjelaskan bahwa saat ini Singapura sedang aktif membahas isu kekayaan intelektual dan bagaimana hal tersebut dapat menguntungkan negara.

“Pemerintah Singapura saat ini sedang aktif membahas isu kekayaan intelektual. Sektor ini berpotensi memberikan keuntungan ekonomi bagi negara. Kerja sama di bidang ini dengan pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi kedua negara,” ujar Kwok.

Baik Kwok maupun Yasonna berharap hubungan bilateral Indonesia dan Singapura terus berkembang secara positif di segala bidang, terutama kerja sama yang erat dengan Kementerian Hukum dan HAM. (Kiki)